PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK DALAM RANCANGAN FASILITAS KESENIAN TRADISIONAL DI BLORA

Isi Artikel Utama

Irda salsabillah
Farida Murti
Retno Hastijanti

Abstrak

Blora merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, dikenal tidak hanya karena kekayaan sumber daya alamnya, tetapi juga karena keberagaman seni dan budaya tradisionalnya. Namun, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021–2024, terjadi penurunan jumlah sarana kesenian dan kebudayaan, sehingga dibutuhkan fasilitas baru untuk mendukung pertunjukan seni tradisional di wilayah ini. Proses perancangan fasilitas budaya ini menggunakan metode eksplorasi pemecahan masalah dengan mengangkat nilai lokal, khususnya filosofi Sedulur Sikep yang menekankan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Filosofi ini kemudian diterjemahkan melalui pendekatan arsitektur biofilik, yang menjadi dasar konsep utama dalam rancangan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa penerapan prinsip arsitektur biofilik diwujudkan melalui penataan ruang dengan bukaan lebar untuk pencahayaan alami, integrasi elemen vegetasi, keberadaan air seperti kolam, jalur pejalan kaki yang terbuka, serta penggunaan material alami lokal. Strategi ini bertujuan menciptakan suasana yang sejuk, menenangkan, dan menyatu dengan alam. Dengan menyelaraskan kearifan lokal dan strategi arsitektural, desain ini tidak hanya menjawab kebutuhan akan fasilitas budaya di Blora, tetapi juga mendorong kesadaran lingkungan dan kesejahteraan pengguna melalui ruang yang menghubungkan manusia dengan alam.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel