PEMETAAN BUDAYA: ARSITEKTUR CINA DI DESA BABAGAN-LASEM JAWA TENGAH

Isi Artikel Utama

Mutiawati Mandaka
Ni Wayan Meidayanti Mustika

Abstrak

Dari sekian banyak negara di dunia yang memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi, Indonesia termasuk salah satu dari negara-negara tersebut. Banyak peninggalan bersejarah yang terdapat di wilayah Indonesia, salah satunya kebudayaan Cina. Cultural mapping merupakan sebuah pendekatan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan pelestarian kawasan. Studi kasus yang diangkat pada cultural mapping kali ini adalah arsitektur Tionghoa di Desa Babagan Lasem. Lasem diangkat karena memiliki sejarah perkembangan salah satu permukiman Cina tertua di Indonesia. Tujuan paper ini adalah untuk mengetahui
sejarah perkembangan kawasan Babagan, melakukan pemetaan arsitektur-arsitektur Tionghoa dan memberikan rekomendasi. Dengan pendekatan survey lapangan untuk pengambilan foto dan plot koordinat objek di lapangan dan didukung oleh data sekunder berupa penelusuran referensi-referensi terkait dengan desa Babagan Lasem. Hasil penelitian merekomendasikan ada delapan bangunan yang dapat dimasukkan kedalam pemetaan arsitektur Tionghoa yang ada di Desa Babagan yaitu klenteng Gie Yong Bio, rumah Om King Liang, omah Kim Jong, gedung Hoo Hap, omah Batik Dinar, omah om Jun, omah kerabat Djarum, omah Batik Sekar Kentjana. Dengan mengetahui signifikansi sejarah pembentukan Desa Babagan melalui arsitektur dan tata ruangnya, diharapkan hasilnya dapat digunakan untuk pemetaan yang bermanfaat untuk pemerintah desa, Pokdarwis dan akademisi (mengembangkan ilmu pengetahuan).

Rincian Artikel

Bagian
Artikel